Pulang hanyalah niat
Di jalanan banyak tertera kalimat gugat
Di depan orang-orang yang kau temui
Kau berusaha menyikapi setiap ucap
Setenang bumi
Namamu diperbincangkan seisi langit
Bibirmu selalu tersenyum, menutupi asam dan pahit kenyataan
Hatimu carut marut dan menggugat asa
"Dunia tidak adil, itulah sebab adanya hari pengadilan", bisikmu pada tolehan kiri, pertanda muaknya dirimu pada ocehan manusia yang ada di hadapanmu
Kitab demi kitab kau khatamkan
Tapi hatimu tetap saja tajam
Untuk memburu para pengkhianat
Dan mengadilinya dengan caramu
Tetap saja, itu tidak adil
Dalam lembaran manapun
Manusia tidak akan pernah berlaku adil
Tidak akan ada hukum yang berjalan sesuai dengan kemerdekaan pikir
Maka dari itu
Biarlah hari adil menjalankan perannya
Kau, diam dan kembalilah tenang seperti bumi
No comments:
Post a Comment