Kapal berangkat remang-remang senye
Jema si mujule sarek pepongoten
Kunehen
Atengku gelisah
Semangatku mungune
Tenironi rembege
Sana die ilen
Ate pekekit sesapu gelumang
Panang nge nenang laut tenelen
Kunehen
Jejik pe sesuk lauh remenang
Langit si ilang, redup i elopen
Emas
Atengku murelas
Taring ni emas, bunge serungke
Wan uren sire i pelabohen
Serine ni kapal
Lentayon serapah
Tali i luah sesara golongen
Kunehen
Tene mu rapat
Turah mupisah
Mutuker ramah
Deret pelabohen
Emas
Atengku murelas
Taring ni emas
Bunge serungke
Wan uren sire i pelabohen
Terjemahan:
Kapal akan berangkat, dalam remang-remang senja
Orang-orang yang mengantar menangis tersedu-sedu
Mau bagaimana
Hatiku gelisah
Semangatku bertanya-tanya
Permintaan badan
Apalagi yang dinanti
Hati cemas
Tersapu gelombang ombak
Pandangan tenang
Melihat laut Tenelen
Mau bagaimana
Berjinjit melihat-lihat
Mata berkaca-kaca
Langit yang berwarna merah
Redup
Emas
Hatiku patah
Tertinggalah emas
Bunga serungke
Dalam hujan sembari di pelabuhan
Serine kapal
Bersahutan
Tali dilepas
Satu persatu gulungannya
Mau bagaimana
Tanda rapat (berkumpul)
Harus berpisah
Bertukar ramah
Di luar pelabuhan
Emas
Hatiku patah
Tertinggalah emas
Bunga serungke
Dalam hujan sembari di pelabuhan
Note :
Syair ini memiliki makna yang sangat dalam, tentang seseorang yang akan pergi meninggalkan kampung halamannya.
Bagaimana sanak saudara menghantarkannya sampai ke pelabuhan dengan suasana yang sedih, menangis terisak-isak.
Memang setiap perpisahan adalah pendamping setiap pertemuan.
Walaupun terkadang berat untuk meninggalkan, tetapi harus dilakukan dengan ikhlas.
Setiap perjalanan harus terus berlanjut.
Pelabuhan adalah tempat pertemuan sekaligus perpisahan yang memiliki kesan tersendiri bagi setiap orang.