Thursday 4 February 2021

Laut Tenelen - Ibrahim Kadir


Kapal berangkat remang-remang senye
Jema si mujule sarek pepongoten
Kunehen

Atengku gelisah
Semangatku mungune
Tenironi rembege
Sana die ilen

Ate pekekit sesapu gelumang
Panang nge nenang laut tenelen
Kunehen

Jejik pe sesuk lauh remenang
Langit si ilang, redup i elopen
Emas
Atengku murelas

Taring ni emas, bunge serungke
Wan uren sire i pelabohen

Serine ni kapal
Lentayon serapah
Tali i luah sesara golongen
Kunehen

Tene mu rapat
Turah mupisah
Mutuker ramah
Deret pelabohen
Emas

Atengku murelas

Taring ni emas
Bunge serungke
Wan uren sire i pelabohen

Terjemahan:

Kapal akan berangkat, dalam remang-remang senja
Orang-orang yang mengantar menangis tersedu-sedu
Mau bagaimana

Hatiku gelisah
Semangatku bertanya-tanya
Permintaan badan
Apalagi yang dinanti

Hati cemas
Tersapu gelombang ombak
Pandangan tenang 
Melihat laut Tenelen
Mau bagaimana

Berjinjit melihat-lihat
Mata berkaca-kaca
Langit yang berwarna merah
Redup 

Emas
Hatiku patah
Tertinggalah emas
Bunga serungke
Dalam hujan sembari di pelabuhan

Serine kapal
Bersahutan
Tali dilepas 
Satu persatu gulungannya
Mau bagaimana

Tanda rapat (berkumpul) 
Harus berpisah
Bertukar ramah
Di luar pelabuhan

Emas
Hatiku patah

Tertinggalah emas
Bunga serungke
Dalam hujan sembari di pelabuhan

Note :
Syair ini memiliki makna yang sangat dalam, tentang seseorang yang akan pergi meninggalkan kampung halamannya.
Bagaimana sanak saudara menghantarkannya sampai ke pelabuhan dengan suasana yang sedih, menangis terisak-isak.

Memang setiap perpisahan adalah pendamping setiap pertemuan.
Walaupun terkadang berat untuk meninggalkan, tetapi harus dilakukan dengan ikhlas.

Setiap perjalanan harus terus berlanjut.

Pelabuhan adalah tempat pertemuan sekaligus perpisahan yang memiliki kesan tersendiri bagi setiap orang.



Renggali

AA

Saya melaluinya Sebuah momen diantara hidup dan mati Saya mendengar, namun tidak dapat berucap Saya merasa, namun tidak bisa mer...