Friday 21 December 2018

Petuah Ayah

Waih Belantik tempat mencari kepiting
Berserit sudah rambut lurus dan keriting
Berjalan sedikit sembari membawa piring
Bersama kita kumpulkan kayu kering

Duduk bergelung di samping api
Menikmati malam dengan secerek kopi
Ayahanda bercerita hingga dini hari
Menggurui bensu agar berdiri sendiri

O ipakku yang bensu
Lailahailallah buge kao meutuah
Ipak yang manja yang keras wataknya
Semoga menjadi panutan bangsa

Jikalau marah jangan gegabah
Jikalau sedih jangan merebah
Kalau-pun menang tetap merendah
Jika direndah teruslah mengalah

O ipakku teruslah melangkah
Jika ragu tetaplah pada arah
Kalau-pun segan jangan melemah
Jika sesat kembali pada Allah

Yogyakarta, 21.12. 2018

Renggali

AA

Saya melaluinya Sebuah momen diantara hidup dan mati Saya mendengar, namun tidak dapat berucap Saya merasa, namun tidak bisa mer...