Sunday 15 November 2020

Gagak Putih

Alkisah,
Suatu ketika di Negeri Antar Umat, berkumpulah para mahluk Tuhan guna membahas perihal yang amat penting.
Saat itu para hewan dan tumbuhan hadir dengan berlapang dada, siap sedia mendengarkan ocehan si Raja Hutan yaitu Gajah.

Ada dua hewan yang tidak hadir saat itu, diantaranya adalah Harimau dan Gagak Putih. Mereka berdua menghilang tanpa kabar. Sang Gajah pun telah memerintahkan para burung untuk mencari kedua hewan ini ke seluruh penjuru hutan. Namun, mereka tetap saja tidak ditemukan.

Sang Raja berpikir, tidak biasanya Harimau berlaku demikian. Sesibuk apapun dia ketika mengejar mangsa, bila tiba perintah Raja dia akan selalu hadir dan terlibat.
Begitu juga dengan Gagak Putih, burung yang paling bijaksana diantara yang lainnya.

Mereka berdua menghilang, tanpa jejak. Padahal hari ini adalah hari pertemuan untuk membahas dan mengadili kasus pelanggaran Hak Asasi Hewan di dalam hutan. Di mana beberapa tumbuhan juga ikut serta dalam penghilangan jejak pelaku kebejatan ini.

Kasus ini tidak akan bisa dilanjutkan jika tidak ada Harimau, karena hanya Harimaulah yang menjadi saksi dalam kasus ini. Hal ini juga tidak akan berjalan tanpa adanya sang Gagak Putih yang merupakan tangan kanan sang Raja sekaligus hakim yang akan mengadili kasus tersebut.

Akhirnya sang Raja memerintahkan Ular untuk menelusuri dan mencari jejak Harimau dan Gagak Putih. Pertemuan tidak akan dimulai jika para kandidat tidak lengkap. Bagaimanapun juga Harimau dan Gagak Putih saat ini adalah BDP (Binatang Dalam Pencarian). Kabar ini pun sudah sampai ke seluruh penjuru Negeri.

Para hewan juga ikut membantu Ular dalam pencarian, sehingga saat itu terjadi pencarian besar-besaran di dalam hutan.

Ular dikenal dengan intuisinya yang kuat dan tajam. Dia menelusuri penjuru hutan dengan caranya sendiri. Di sepanjang perjalanan dia banyak menemukan tanda-tanda Gagak Putih, yaitu bulu-bulu yang rontok dan juga sisa makanan. Ular pun semakin yakin untuk menemukan Gagak Putih.

Setelah sekian lama mencari, akhirnya Ular menemukan Gagak Putih yang sedang sendirian di dalam Gua. Gua itu berada di balik air terjun yang sangat tinggi. Jauh dari keramaian dan tidak terdeteksi oleh suara dan juga aroma. Sehingga inilah sebabnya para hewan dan tumbuhan tidak bisa menemukannya.

Ular pun segera mendekati Gagak Putih. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Gagak Putih yang sudah berlumuran darah. Sang Gagak sudah tidak memiliki sayap. Sehingga dia tidak bisa terbang. Dia menangis sendirian di dalam Gua.

Ular : "Oh teman, apa yang terjadi denganmu?"
Gagak : (tampak terkejut) "Ular, bagaimana bisa kau menemukanku?"
Ular : "Oh ayolah, semua mahluk sedang mencarimu. Apa yang kau lakukan di sini ? Lihatlah dirimu, sangat menyedihkan sekaligus merepotkan"
Gagak : "Ceritanya sangat panjang dan aku tidak akan mengatakannya kepadamu"
Ular : "Oh angkuh sekali kau. Aku bisa saja memakanmu sekarang dan tidak akan ada yang mengetahui hal ini"

Beberapa saat terdengar suara Harimau yang sedang mangaum. Suaranya tampak jauh, ular pun langsung mengalihkan perhatiannya pada suara itu. Dengan segera Ular menelusuri suara itu.
Ular sangat terkejut melihat harimau yang sedang terjerat dan sekarat.

Ular : "Oh lihat siapa di sini. Seekor binatang buas yang tidak berdaya. Apakah Tuan membutuhkan bantuanku?"

Sang Harimau tampak tidak memperdulikan kehadiran Ular. Harimau sedang berusaha menyelamatkan dirinya dari jeratan maut itu. Tubuhnya telah dipenuhi luka dan darah, sangat tidak berdaya.

Dari kejauhan tampak sang Gagak Putih berlarian mendekati mereka;
Gagak : Pergi, jangan mendekati dia !
Ular : "Oh Ayolah, apa yang terjadi di sini?"
Gagak : "Harimau sudah kehilangan jati dirinya. Dia sendiri yang memasuki jeratan itu. Aku sendiri tidak bisa menghadiri pengadilan tanpa adanya saksi.
Dan tidak akan ada yang bisa diselesaikan jika suara masih terbungkam. Kau pergilah dan laporkan kejadian ini kepada Raja, aku akan menemani Harimau di sini. Kami juga butuh beberapa bantuan, segeralah"
Ular : "Baiklah tuan yang bijak, aku akan meninggalkan kalian di sini"

Ularpun meninggalkan mereka berdua di dalam Gua yang sangat terpencil itu.
Dan segera kembali menemui Raja. Namun di tengah perjalanannya Ular kembali mengumpulkan bulu-bulu Gagak yang rontok dan memberikan laporan palsu pada sang Raja;

Ular : "Tuanku, aku ingin menyampaikan kabar duka. Bahwa hari ini sang hakim telah binasa. Harimau telah memangsa Gagak Putih dan menghilangkan segala bukti pelanggaran Hak Asasi Hewan.
Sebagai bukti, aku telah membawa sisa bulu Gagak sebelum sang Harimau melarikan diri tadi. Oh betapa menyedihkannya. Betapa malangnya nasib Gagak Putih yang ingin menegakan keadilan"

Para hewan tampak terkejut dan sangat mempercayai sang Ular. Sebagian dari mereka sudah mencaci sang Harimau. Namun sang Raja tidak sepenuhnya mempercayai Ular. Beliau mempersilahkan Ular untuk menyelesaikan Argumennya.

Ular : "Ketika aku melihat mereka dari kejauhan sang Gagak tampak ketakutan, tidak lama kemudian Harimau langsung menerkam dan mengunyah sang Gagak hidup-hidup. Dan kemudian Harimau pergi dengan terburu-buru. Aku tidak bisa mengejarnya karena dia sangat cepat"

Raja : "Baiklah Ular, terimakasih atas laporanmu. Untuk itu, demi membuktikan kebenaran sang Ular aku perintahkan kepada seluruh Rakyatku untuk mencari sang Harimau dalam keadaan hidup. Kita perlu mendengarkan langsung ucapan dari mulutnya. Untuk itu, malam ini bagi siapapun yang bisa membawa Harimau ke hadapanku, aku akan memberikan setengah kekuasaanku terhadap hutan ini dan membagi beberapa daerah kekuasaan dengan masing-masing pemimpin wilayahnya"

Sang Ular yang haus akan kekuasaan mulai memikirkan hal licik. Dia segera kembali ke tempat harimau dan Gagak Putih. Namun sangat disayangkan ketika Ular tiba di dalam Gua, Harimau dan Gagak Putih sudah tidak ada. Hal ini membuatnya sedikit cemas dan segera mencari mereka.

Ternyata Harimau dan Gagak Putih ditemukan oleh tumbuhan, Air dan Angin. Alam bekerja sama untuk mengungkapkan kebaikan dan kejanggalan. Dengan segera Harimau dan Gagak Putih pun dihadirkan di hadapan Raja, namun masih dalam keadaan terluka.

Tanpa menunggu waktu yang lama Gagak Putih pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi;

"Saat itu aku menjemput Harimau untuk datang dalam pertemuan, namun Harimau tidak terlihat seperti biasanya. Tatapannya kosong, pikirannya hilang, dia seperti terhipnotis. Aku sudah berusaha menyadarkannya, tapi tidak ada jawaban sama sekali"

"Harimau pergi menelusuri hutan dan memasuki sebuah Gua di belakang Air terjun. Sesampainya di sana, aku melihat banyak sekali tulang belulang hewan. Sebagian sudah rapuh dan sebagiannya lagi seperti baru dan segar"

"Harimau berjalan menuju tempat paling ujung di sudut Gua, aku sudah melihat ada jebakan di sana. Dengan kekuatanku yang kecil aku tidak bisa menghentikan langkahnya. Dia berjalan dengan tidak sadarkan diri dan dia sendiri memasuki jeratan itu. Jebakan itu menutup mulutnya hingga terluka"

"Ketika aku berusaha membuka jeratan itu aku seperti dihisap oleh sesuatu yang sangat kuat. Aku berusaha melepaskan diri, sampai ke ujung Air Terjun. Aku tidak tahu apa yang menghisapku di belakang, sehingga sayapku patah dan aku tidak sempat melihat siapa yang menghisapku"

"Tidak lama kemudian, Ular datang.
Aku tidak tahu bagaimana dia dengan mudah bisa menemukan tempat ini.
Dan aku segera memintanya untuk melaporkan hal ini kepadamu. Ketika ular pergi meninggalkan kami, aku masih berusaha menelusuri tulang belulang itu. Dan aku menemukan sesuatu yang sangat mengerikan di dalam Gua"

"Di dalam Gua itu terkunci seekor Naga yang sangat besar. Aku mengintipnya dari celah bebatuan di sana, saat itu aku juga sempat melemparkan batu krikil pada Naga tersebut dan aku sangat terkejut ketika sang Naga menyebutkan nama sang Ular "Ular, apakah itu kau ? Aku sangat lapar".

"Aku terdiam dan kembali menemui sang Harimau yang masih terjerat. Tapi kali ini Harimau sudah mendapatkan kembali kesadarannya dan berusaha melepaskan diri. Tidak lama kemudian Angin datang bersahutan dan menyapa kami berdua, dengan segera kami pun diterbangkan oleh angin menuju hadapan tuanku"
                              ***
Tidak lama setelah itu, Ular pun datang dengan terengah-engah. Dan kembali membuat laporan palsu, dia mengatakan bahwa Harimau telah membunuh dirinya sendiri. Namun tanpa mematahkan perkataannya, Harimau dan Gagak Putih pun menampakkan dirinya di samping Raja dan tepat di hadapan sang Ular.

Saat itu juga para hewan tampak segera berkerumun menghadiri pengadilan hari itu. Dan itulah saat pengadilan terbesar kepada sang Ular dengan segala pertanggungjawaban atas pengakuannya selama ini.

Dalam hal ini juga, sembari mendengarkan ocehan Ular. Sang Raja segera menepati janjinya untuk membagi wilayah kekuasaannya, yaitu kepada Angin dan Air serta para tumbuhan sebagai kandidatnya.
Dengan demikian, alam akan tetap terjaga dan tidak akan lagi ada kecurangan. Karena hukum alam bekerja dengan sangat adil dan tidak luput dari pantauan Rajanya. 

Kasus pelanggaran Hak Asasi Hewan pun segera dituntaskan oleh sang Gagak Putih dengan sangat jelas dan beberapa bukti serta saksi yang masih hidup. Akhirnya dalam kasus ini Ular terbukti telah melakukan pelanggaran yang sangat merugikan kaum hewan dan saat itu juga Ular dijatuhi hukuman mati. Hakim memberikan peringatan keras kepada seluruh keturunan Ular di muka bumi ini untuk tidak melakukan hal yang keji lagi sebagai sesama mahluk hidup. Apabila hal ini terulang kembali maka seluruh mahluk akan siap bersatu memerangi dan memberantas kelicikan Ular di Negeri Antar Umat ini.






Renggali

AA

Saya melaluinya Sebuah momen diantara hidup dan mati Saya mendengar, namun tidak dapat berucap Saya merasa, namun tidak bisa mer...